Sejumlah penerbangan di Australia dan Selandia Baru terpaksa dibatalkan sebagai dampak dari abu vulkanik dari letusan Gunung Puyehue, Cile, yang meletus pekan lalu. Akibatnya, banyak calon penumpang terlantar.
Menurut harian The Guardian, maskapai Australia, Qantas, mengumumkan pembatalan 22 penerbangan dari dan menuju Selandia Baru serta Pulau Tasmania, Australia. Sekitar 8.000 orang terpaksa dirugikan atas kejadian ini.
Maskapai yang lain, Virgin, membatalkan seluruh penerbangan Minggu malam dari dan menuju Melbourne. Para penumpang diinapkan di sebuah hotel dan dicarikan penerbangan pengganti pada hari Senin, 13 Juni 2011.
"Kami telah memantau situasi sepanjang hari, dan keamanan tetap menjadi prioritas utama kami," ujar juru bicara Virgin, Sean Donohue.
Maskapai Selandia Baru, Air New Zealand, melakukan antisipasi lain. Maskapai ini tidak membatalkan penerbangan, namun hanya mengubah rute serta ketinggian penerbangan, sebagaimana dilansir stasiun berita CNN.
"Abu vulkanik telah menyebar jauh hingga ketinggian 6100 hingga 10600 meter dan mengotori udara pada ketinggian tersebut," kata general manager Air New Zealand, Kapten David Morgan.
"Hasilnya, armada kami akan menerbangkan pesawat di ketinggian di bawah 5400 meter supaya tidak terkena abu, atau mencari rute lain supaya tetap terhindar."
Gunung berapi Puyehue di Cile meletus pada 4 Juni. Abu vulkanik dampak letusan yang terus menyebar membuat ratusan jadwal penerbangan di Chile, Uruguay, Argentina, dan Brazil terpaksa dibatalkan. Kini, abu vulkanik ternyata telah menyebar hingga Australia dan Selandia Baru.
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar