This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 10 September 2011

Bondan & Fade2Black Jadi Rapper/Hiphop Terbaik



JAKARTA - Bondan & Fade2Black jadi langganan menang di tiap ajang penghargaan para musisi. Bondan dedikasikan pialanya itu untuk para hiphop sejati.

“Gue bisa bilang kita gak pure hiphop. Tapi ini gue dedikasikan untuk para musisi hiphop sejati yang gak masuk nominasi,” tutur Bondan didampingi personel lainnya
Tito a.k.a Titz, Ari a.k.a Santoz, Eza a.k.a Lezzano, usai menerima piala di atas panggung AMI Awards 2011, yang diselenggarakan di Central Park, Jakarta Barat. Acara ini dan disiarkan langsung oleh RCTI.

Bondan mengaku senang mendapatkan piala ketiga kalinya di ajang ini.”Setiap album kita menang. Ini penghargaan banget buat kita. Gue lebih setuju piala ini buat artis hiphop sejati,” kata Bondan penuh semangat.

Dengan nada merendah, Bondan merasa piala yang didapatnya layak diberikan pada komunitas hiphop.

“Komunitas hiphip banyak yang lebih layak dari kita untuk menerima piala ini,” lanjut Bondan sambil menyudahi perbincangan dengan juru warta.

Bondan Fade2Black yang merilis album pertama kalinya tahun 2005 sebelumnya pernah mendapatkan piala di AMI Awards tahun 2005 dan 2007.

Penghargaan lain yang pernah didapatkan pelantun Keroncong Protol yakni; MTv Advance Warning award in November (2005), Lagu Terpopuler di Anugerah Musik Terdahsyat 2011 untuk lagu Ya Sudahlah, Artis/Grup R&B/Rap/Dance Terpopuler dan Lagu Terpopuler untuk lagu Kita Slamanya di ajang Indosat Awards 2011.
(tre)
sumber.

Makna Lagu S.O.S (Save Our Soul) | Bondan Fade To Black



Assalamu'alaikum...wr...wb

Fiuh postingan pertama setelah lebaran smile. Nah disini saya akan memposting makna lagu dari bondan fade to black Save Our Soul. Berbeda dengan lagu-lagu jaman sekarang yang lebih terasa lebay dan cengeng lagu ini malah sebaliknya penuh kritik sosial,semangat dan perjuangan.
Langsung saja simak:


Are you ready for changes?? (wake up every one)
Prepare your self!
Santos….
Terhimpit pelik strata kasta manusia
Masih terjepit lingkungan hitam yang membuai mata
Mereka masuk, melesat, menyebar
Dari sisa akar generasi yang tersebar

(arti kata mereka dalam lirik ini adalah materialisme dan kapitalisme, di sini Bondan ingin menegaskan bahwa materialisme telah merasuk dan menyebar kedalam seleruh lapisan kehidupan masyarakat Indonesia

Less:
Entah kemana kubawa diriku pergi
Karena kuterjebak dalam sistem industri
Lahir, sekolah, bekerja, mati
Sistem hidupku berpatok pada materi

( Entah kemana kubawa diriku, bagaimana saya harus memutuskan setelah dewasa? Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sering muncul dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini? Tapi sayang sistem pendidikan kita tak bisa menjawab kegelisahan batin para remaja seperti itu. Bentuk baru kemiskinan idealisme generasi muda zaman ini ketika setiap fakultas hanya melaksanakan mandat mengajar kepada anak bangsa untuk menjadi “MESIN PEMBUAT UANG” . Di sisi lain perguruan tinggi harus merespon permintaan pasar sehingga berurusan dengan karir profesi dan penambahan income belaka. Pada saat yaang sama, para guru bangsa, mereka yang berkoridor pada kekuasaan, kelas menengah bangsa, merasakan kehilangan roh hidup semacam itu. Ketika semua sudah di peroleh dan sangat berlebih, tetapi mengapa terus saja terasa ada yang belum tuntas? Seperti ada yang belum terselesaikan? Pesona gemerlapan materil, prestise, terbukti membuat pemburunya kecewa. Kecenderungan hidup untuk memiliki, bukan untuk menjadi bermakna dengan memberi, kebanyakan mereka mempersepsikan kegiatan memberi dan berkorban untuk sesama itu kehilangan, bukan mendapatkan. Sungguh , dunia tenggelam dalam kubangan lumpur materialisme. Materialismelah yang membuat nilai- nilai, ikatan dalam keluarga dan masyarakat makin longgar dan rapuh. Tak habis-habisnya kita sibuk dan kekurangan waktu. Makin terasing di tengah keramaian manusia. “INDUSTRI HATI YANG SEPI” menjadi bisnis baru dunia yang kini banyak diminati masyarakat modern. Bangsa ini merasakan kesepian dan kekosongan jiwa, kian terperosok dalam rasa nihilistik. Orang sekarang mengisi kehidupan di mall dan di diskotik, tempat rekreasi, di ajang politik, free seks, dugem, narkoba, dan entah apa lagi. Tetapi sayang , mereka tidak menemukan apa yang di carinya di sana. Semua anak di giring bercita-cita menjadi dokter, insinyur, atau apa saja bukan lantaran panggilan jiwa, melainkan lebih profesi semacam itu dinilai orang potensial meraup uang, bahkan mereka mengaharamkan anak- anak mereka mengambil jurusana sosial.)

Titz:
Oy kobarkanlah api perjuangan Siapa kuat, tancapkan kaki dialah yang bertahan
Jangan mundurkan jengkal langkahmu hey kawan
Bersiaplah untuk suatu fase perubahan
Bondan: Wake up every one
Cos now its time to face the revolution
Reff:
SAVE OUR SOUL we need a new word
SAVE OUR SOUL ready for changes
SAVE OUR SOUL
Prepare your self for (REVOLUTION) 2x
Santos:
Ready for eyerything, it’s a MUST!
Ready for fighting it’s a MUST!
Prepare for something….. something to prepare
Whole in da wall??
Just save our soul
Reff:
SAVE OUR SOUL we need a new word
SAVE OUR SOUL ready for changes
SAVE OUR SOUL

( Di sini Bondan mengajak kita bangkit dari kungkungan meterialisme dengan satu kata yaitu REVOLUSI. Kita harus merevolusi cara berpikir kita, kita harus kembali pada pemahaman, penghayatan, dan pengamalan beragama secara benar. Agama yang bukan sebatas seremonial formalistik, tetapi miskin aplikasi. Tetapi kepada agama yang menyeru kepada arti hidup, iman, kesucian, kejujuran, kebenaran, petunjuk, perjuangan dan segala yang berkaitan dengan kebahagian hidup kedisinian dan nanti.)

Wah capek juga nih jari buat ngeposting mrgreen. Langsung aja denger lagunya sob dijamin mantap biggrin.
sumber.

Tim Merah Putih Terancam Masuk Kotak



Peluang Indonesia lolos dari fase grup Prakualifikasi Piala Dunia 2014 semakin berat setelah gagal memanfaatkan laga kandang. Jangankan meraih kemenangan, seri pun tim asuhan Wim Rijsbergen tak mampu.

Indonesia ditaklukkan Bahrain 0-2 dalam laga kedua Grup E yang sempat terhenti selama 15 menit di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa malam, 6 September 2011.

Padahal, kemenangan dalam bidikan Rijsbergen. "Kemenangan sangat penting bagi kami. Saya akan menanamkan mental kemenangan pada para pemain," ikrar Wim dalam jumpa pers sebelum pertandingan.

Menurut Wim, kekalahan dari Iran justru menjadi pelajaran berharga bagi Garuda Merah Putih. "Iran merupakan tim tangguh dan lebih baik dari kami. Mereka lebih berkualitas dan berpengalaman. Kami berharap bisa mengambil pelajaran dari laga melawan mereka." Sayangnya, harapan Wim tak menjadi kenyataan.

Hasil itu memang belum menutup peluang Tim Merah Putih. Tapi, mengingat perjalanan berikut Bambang Pamungkas cs, maka hasil ini kurang menguntungkan, baik secara posisi maupun mental psikologis.

Dalam dua laga, Indonesia selalu kalah. Dengan raihan nirpoin. Akibatnya, tim Merah Putih berada di posisi buncit Grup E.

Padahal, secara psikologis Tim Merah Putih butuh bangkit setelah hancur di kandang Iran akibat kekalahan 0-3 di laga pertama. Jika mampu menang maupun meraih poin di laga melawan Bahrain, maka mental Cristian Gonzales cs dipastikan bangkit kembali. Peluang Indonesia pun selalu terjaga

Apa daya, semua usaha telah dikerahkan. Striker tajam Boaz Solossa kembali bermain sebagai starter. Bek sayap yang rajin menyerang Mohamad Nasuha juga tampil sejak awal. Demikian pula gelandang bertahan Ahmad Bustomi, tandem Firman Utina di lini tengah Tim Garuda.

Wim Rijsbergen kembali memasang formasi andalan 4-2-3-1 dengan menempatkan trio penyerang Boaz Solossa, Bambang Pamungkas dan Muhamad Ridwan di belakang target man Cristian Gonzales. Beberapa kali umpan jauh diarahkan ke Boaz, dan hanya ia yang mampu melakukan penetrasi di kotak penalti Bahrain.

Sayangnya, tumpuan serangan Timnas hanya mengarah ke Boaz. Striker Persipura Jayapura ini memang tak egois, terbukti dengan umpannya ke Bepe di menit 17 berhasil ditanduk dan nyaris membobol gawang Bahrain.

Tapi, seperti tak ada penghubung antara lini tengah dan depan Timnas. Serangan Tim Merah Putih pun macet.

Apalagi, lini belakang Bahrain sangat disiplin. Tak ada pemain Indonesia yang dibiarkan lama-lama menguasai bola. Boaz, Ridwan, Bepe maupun Gonzales selalu diganggu, bahkan ditekel oleh bek-bek Bahrain jika sudah terlihat mulai berakselerasi.

Selain itu, pola yang dijalankan Timnas juga tak berjalan lancar. Sentuhan Rijsbergen kurang terlihat karena para pemain Indonesia lebih banyak bermain dengan umpan-umpan panjang, bukannya mengandalkan umpan-umpan pendek sebagai keunggulan selama ini.

Mantan striker tim nasional Indonesia, Bambang Nurdiansyah menilai permainan cepat dengan umpan-umpan pendek bisa menjadi senjata ampuh. "Pola tim saat ini jauh lebih bagus, mereka mampu main umpan-umpan pendek dengan cepat. Itu terlihat ketika melawan Turkmenistan lalu dan harus dimaksimalkan. Jangan seperti ketika melawan Iran, tidak terlihat sama sekali skema permainannya. Tapi, saya yakin pelatih (Rijsbergen) sudah melakukan evaluasi," ucap Banur.

Dalam posisi tertinggal seusai kecolongan oleh gol bek Bahrain, Sayed Dhiya Saeed Ebrahim di injury time babak I, permainan Indonesia tak kunjung berkembang di babak II. Rijsbergen justru mengganti gelandang serang Firman Utina dengan Hariono di awal babak II. Timnas pun memainkan dua gelandang berkarakter nyaris sama: Ahmad Bustomi dan Hariono.

Di sinilah peran 'pembisik' yakni para asisten Rijsbergen diperlukan. Apalagi, pelatih asal Belanda ini hanya punya waktu sekitar sebulan untuk mempersiapkan Timnas.

Mantan pemain Timnas, Risdianto menyebut Tim Merah Putih masih butuh sentuhan Rahmad Darmawan. RD pernah menjadi asisten Wim saat Indonesia menghadapi Turkmenistan di babak kedua PPD 2014. Di leg 1, Indonesia mampu menahan 1-1 di kandang Turkmenistan dan berhasil menang 4-3 di leg 2.

Tapi kini, RD difokuskan untuk menangani Timnas U-23 yang diproyeksikan ke SEA Games 2011. Padahal, RD sangat mengenal para pemain karena nyaris menangani mereka semua di beberapa klub Indonesia.

"Waktu masih ada RD (Rahmad Darmawan), Indonesia bermain lumayan. Jadi seperti ada yang 'hilang'," ujar Risdianto. "Saat melawan Iran, umpan-umpan pendek tidak ada. Dan kemauan (strategi) pelatih seperti apa tidak jelas."

Sebaliknya, Bahrain mampu bermain dengan tenang untuk meredam permainan Indonesia. Tak terlihat sama sekali bayang-bayang kekalahan 1-2 dari Indonesia pada pertemuan terakhir di Piala Asia 2007, juga di tempat yang sama.

Pasukan Merah Bahrain juga tak peduli dengan rekor kurang bagus yakni hanya menang sekali, dua kali seri dan dua kali kalah dari Indonesia dalam lima pertemuan selama ini. Tampaknya, kewaspadaan tinggi pelatih Bahrain, Peter Taylor kepada seluruh pemain Indonesia berbuah manis. Apalagi, Taylor mengaku sudah mengantongi kekuatan Tim Merah Putih setelah Indonesia berujicoba melawan Yordania.

"Saya sudah melihat saat Indonesia melawan Yordania. Menurut saya, organisasi permainan Indonesia cukup bagus," ujar Taylor saat jumpa pers jelang laga, Senin 5 September 2011.

Kendati Indonesia kalah 0-1 dari Yordania, Taylor menilai Pasukan Garuda tak pantas dianggap remeh. Sebaliknya, pelatih asal Inggris itu menganggap bahwa semua anak asuh Wim Rijsbergen harus diwaspadai.

Masuknya Boaz Solossa yang sempat absen lawan Iran juga akan menambah kekuatan Merah Putih. "Sebagai pelatih, saya menghormati setiap tim yang kami hadapi," katanya.

"Saya terkesan saat Indonesia melawan Yordania. Saya harus mempersiapkan permainan terbaik dan semua pemain Indonesia berpotensi membahayakan kami," imbuh Taylor.

Dihentikan

Pertandingan sempat dihentikan pada menit 74 oleh wasit asal Korea Selatan, Lee Min-hu akibat petasan yang diletupkan para penonton Indonesia di SUGBK dianggap telah mengganggu jalannya pertandingan. Lee terlihat berkonsultasi dengan perwakilan AFC.

Wasit Lee sempat akan menghentikan pertandingan saat memasuki menit 65 karena petasan yang dianggap mulai mengganggu pertandingan. Setelah melakukan konsultasi dengan match commissioner dari AFC, wasit kembali melanjutkan pertandingan. Namun, setelah 10 menit kemudian suara petasan masih terdengar, Min Hu menghentikan pertandingan.

Penonton tampaknya kecewa setelah Timnas ketinggalan 0-2 sejak menit akibat gol Ismaeel Latif di menit 71. Waktu normal 19 menit dalam kondisi permainan Timnas yang kurang bagus mengecewakan suporter.

Kubu Bahrain pun memilih masuk kamar ganti setelah pertandingan dihentikan sekitar 5 menit. Itu setelah pengawas pertandingan menyatakan pertandingan tak layak diteruskan.

Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin coba melobi pengawas pertandingan. Tapi, stadion tampak sangat berkabut oleh banyaknya petasan yang dibakar suporter Indonesia.

Setelah sempat terhenti 15 menit, pertandingan akhirnya dilanjutkan kembali. Sayangnya, hasil tak berubah. Peluang Indonesia pun semakin berat. Dua kekalahan ini membuat Tim Merah Putih terancam masuk kotak. (sj)
• VIVAnews

Bahrain Semakin Yakin Bersaing dengan Iran



Kemenangan 0-2 yang diraih Bahrain atas Indonesia pada laga kedua mereka di putaran III babak penyisihan Grup Pra Piala Dunia 2014, membuat pelatih mereka, Peter Taylor semakin optimis bisa berkompetisi dengan Iran disebut-sebut sebagai tim paling diunggulkan di Grup E.

Dengan kemenangan atas Indonesia, maka untuk sementara Bahrain menjadi pemuncak klasemen dengan meraih empat poin hasil dua kali bertandingan. Mereka menggeser Iran yang baru akan bermain menghadapi Qatar pada pukul 23.30 WIB malam ini, Selasa, 6 September 2011.

Berbicara dalam konfrensi pers usai pertandingan, Taylor mengaku senang dengan hasil positif yang diraih oleh timnya. Dia juga sekarang semakin yakin anak-anak asuhnya akan mampu bersaing dengan kompetitor lainnya di Grup E, termasuk Iran sebagai yang paling diunggulkan.

"Saya senang dengan kemenangan ini. Hanya ada sedikit ganjalan karena tim gagal memanfaatkan beberapa peluang yang sempat diraih," ujar Taylor kepada wartawan.

"Organisasi permainan cukup rapi. Melawan Qatar kami tidak memiliki peluang mencetak gol sama sekali, namun di sini kami banyak mendapatkan. Sekarang kami menjadi semakin yakin untuk bersaing dengan Iran," sambungnya.

Walaupun puas dengan kemenangan yang didapat, namun Taylor tetap sadar bahwa perjalanan timnya untuk mencapai kesuksesan masih panjang."Bahrain ada di posisi yang bagus dengan meraih empat poin. Tapi dengan empat laga tersisa, semuanya masih bisa berubah," pungkas mantan pembesut timnas Inggris U-21 tersebut.
• VIVAnews

Pelatih Bahrain Tetap Kagumi Pendukung INA

Walaupun terganggu dengan ulah suporter Indonesia, pelatih Bahrain, Peter Taylor tetap 'angkat topi' buat publik tuan rumah yang tidak henti memberikan dukungan kepada tim kesayangannya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).

Diketahui pada pertandingan kontra Bahrain, aksi suporter timnas sempat menggangu jalannya pertandingan. Mereka sengaja menyalakan serta melempar kembang api ke lapangan sehingga membuat wasit harus menghentikan salah satu duel di putaran III babak penyisihan Grup E Pra Piala Dunia 2014 tersebut.

Taylor yang berbicara dalam konfrensi pers usai pertandingan agak menyesalkan sikap publik tanah air itu. Tapi di balik itu, secara jujur dia mengaku cukup salut dengan dukungan yang diberikan oleh para suporter Tim Merah Putih.

"Sedikit memalukan apa yang dilakukan oleh suporter tuan rumah. Tapi di balik itu saya juga kagum dengan dukungan penuh yang mereka berikan," cetus Taylor.

Indonesia, pada laga tersebut diketahui menelan kekalahan 0-2. Dengan hasil tersebut maka tim asuhan Wim Rijsbergen masih terus menghuni dasar klasemen Grup E tanpa mengenatongi sebeji poin pun. Sementara itu Bahrain duduk di posisi kedua dengan mengantongi empat poin, sama seperti Iran yang menjadi pemuncak dengan mencatat keunggulan produktiftas gol.
• VIVAnews

Metro Firman Utina: Kami Bagai Ayam Hilang Induk



Pelatih Indonesia, Wim Rijsbergen mengaku Indonesia layak kalah dari Bahrain pada laga Pra Piala Dunia 2014, Selasa 6 September 2011. Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno itu, Tim Merah Putih bertekuk lutut dengan skor 0-2.

"Saya minta maaf atas kekalahan ini. Kami harus menerima kekalahan ini, karena para pemain mudah kehilangan bola walaupun hanya sedikit tekanan dari lawan. Intinya Indonesia memang layak kalah," ujar Wim dalam jumpa pers usai laga.

"Saya harus mencari pemain yang lebih segar, untuk menaikkan level permainan. Tim ini tidak layak bermain di level internasional," lanjut arsitek asal Belanda itu.

Gelandang tim nasional, Firman Utina lewat twitternya, @FirmanUtina_15, merasa tak seharusnya seluruh kesalahan dibebankan pada para pemain.

“Saat skarang kami bagaikan anak ayam yg di tinggal induknya. Tapi harus di ingat kita adalah 1 tim yg harus 1 dan tidak bercerai berai,” tulis Firman.

“Seharusnya kita cari solusinya sama"menir,” pungkas pemain 29 tahun itu.

Kekalahan ini membuat Indonesia terpuruk di dasar klasemen grup E dengan tanpa poin dari 2 pertandingan. Selanjutnya Indonesia akan menjamu Qatar pada 11 Oktober 2011 di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
• VIVAnews

Riedl Mungkin Kembali Tangani Laos




"Mungkin suatu hari saya akan bekerja lagi untuk Timnas."

Meski sempat dikecewakan PSSI, Alfred Riedl tetap membuka peluang melatih tim nasional Indonesia kembali di masa depan. Untuk sementara, Riedl akan kembali bernegosiasi dengan Laos.

"Mungkin suatu hari saya akan bekerja lagi untuk Timnas. Di bisnis gila seperti ini, Anda tak pernah tahu," sebut Riedl dalam e-mail kepada VIVAnews.

Sebelum menangani Tim Merah Putih, pria kelahiran Vienna, Austria, 2 November 1949 ini memang menangani tim nasional Laos era 2009-10. Laos yang ditanganinya mempermalukan Timnas Indonesia U-23 di ajang SEA Games 2009. Setelah itu, Riedl malah ditawari menukangi Timnas senior dan U-23 proyeksi SEA Games 2011.

Sayangnya, seiring pergantian pengurus PSSI, Riedl ikut dipecat pada 13 Juli 2011 dan digantikan oleh pelatih asal Belanda, Wim Rijsbergen. Padahal, Riedl masih menyisakan kontrak sampai 6 Mei 2012.

Riedl lalu mengadu ke FIFA pada 12 Agustus lalu. Sambil menuntaskan urusan dengan PSSI dan menunggu keputusan FIFA selesai, Riedl akan kembali bernegosiasi dengan Laos.

"Saya akan terbang ke Laos dalam beberapa hari ke depan untuk bernegosiasi. Saya juga sempat mendapatkan beberapa penawaran di Indonesia. Tapi, jika tak ada hal yang istimewa, kemungkinan besar saya akan meninggalkan Jakarta dalam 2 pekan ke depan," tutur Riedl.

Akankah Riedl melatih Laos lagi? Ataukah akan berlabuh di negara ASEAN lainnya? Karena Riedl memang sangat mengenal atmosfer sepakbola Asia Tenggara.

Sebelum melatih Laos, ia pernah menukangi Vietnam tiga kali pada era 1998-2001, 2003-2004 dan 2005-2007. Pada era ketiganya, Riedl sukses meloloskan Vietnam ke babak 8 besar Piala Asia 2007.

Vietnam menjadi satu-satunya dari empat tuan rumah Piala Asia 2007 (bersama Indonesia, Thailand dan Malaysia) yang mampu lolos ke babak 8 Besar. Itulah salah satu bukti 'tangan dingin' Riedl.
• VIVAnews

Tak Ada Waktu Belanja Bagi Timnas di Qatar




Faktor kelelahan dituding sebagai salah satu penyebab kekalahan 2-0 timnas Indonesia dari Bahrain. Karena itu, guna menyiasati padatnya jadwal pertandingan, PSSI telah menyiapkan sebuah rencana.

November mendatang, timnas memang kembali dihadapkan padatnya jadwal pertandingan di Kualifikasi Piala Dunia 2014. Pada 11 November, Indonesia harus menyambangi Qatar dan empat hari kemudian menjamu Iran.

Guna mencegah pemain dilanda kelelahan fisik, PSSI bertekad mengantisipasi melesetnya jadwal kepulangan ke Tanah Air seperti yang telah terjadi sebelumnya.

Beberapa waktu lalu, usai menyambangi Yordania dan melawan Iran, tim besutan Wim Rijsbergen hanya punya waktu pemulihan satu hari. Firman Utina dan kawan-kawan terlambat kembali ke tanah air setelah mengalami kendala pemesanan tiket pesawat. Padahal, pasukan Bahrain telah tiba satu hari sebelum timnas kembali.

Pasukan Garuda baru tiba di tanah air pada Minggu malam atau 4 September dan keesokannya (Senin) langsung menjalani latihan pagi. Dan Selasa malam, Merah Putih harus menjamu Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Hasilnya Indonesia menelan kekalahan 2-0 dari Bahrain.

"Kami akan pesan tiket (pesawat) langsung setelah bertanding. Jadi, tidak ada waktu untuk belanja-belanja," tegas Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, di kantornya, Kamis 8 September 2011.

Djohar menambahkan, kekalahan dari Bahrain bukan hanya disebabkan faktor kelelahan pemain. Ia meyakini bahwa lawan-lawan yang dihadapi Indonesia merupakan tim papan atas di Asia.
• VIVAnews

Benny Dolo Kecam Sikap Wim




Benny Dolo merupakan salah satu mantan pelatih timnas Indonesia yang berkarakter keras. Namun pelatih yang akrab disapa Bendol ikut gerah dengan sikap pelatih timnas saat ini, Wim Rijsbergen menanggapi kekalahan timnya dari Bahrain pada babak ketiga Pra Piala Dunia (PPD) 2014 zona Asia.

"Saat pegang timnas, saya juga pernah marah-marah kepada pemain. Tapi saya langsung mendinginkan suasana dan tidak pernah menyalahkan pemain. Saya selalu ambil tanggungjawab atas permainan mereka. Dan semua pemain tahu itu," kata Benny saat dihubungi VIVAnews, Jumat, 9 September 2011.

"Saya tidak pernah berkomentar bahwa ini bukan pemain saya. Atau M Ridwan, kaki kirinya tidak bagus. Harusnya sebagai pelatih, dia (Wim Rijsbergen) lah yang tahu hal ini. Ini dia seakan lepas tangan terhadap para pemainnya. Wajar bila Firman (Utina) melontarkan hal itu lewat twitternya," lanjut Bendol.

Suasana Timnas Senior pasca kekalahan 0-2 lawan Bahrain, Selasa, 6 September lalu dikabarkan sedang tidak kondusif. Sebagian besar pemain tim Merah Putih kecewa dengan sikap Wim di ruang ganti dan pernyataan pelatih asal Belanda tersebut dalam jumpa pers usai pertandingan.

"Semua juga tahu saat latihan saya sangat keras kepada pemain. Saya tidak segan-segan memarahi mereka dengan kata-kata kasar. Tapi saya tidak pernah menyalahkan mereka dalam sebuah pertandingan. Kampungan sekali kalau sampai menyalahkan pemain. Harusnya Wim sadar akan hal itu," kata Bendol.

Lebih jauh, Bendol juga mengritik strategi yang diterapkan Wim. Menurutnya, sistem bermain yang diterapkan mantan pemain Belanda itu tidak tepat.

"Salah satunya adalah pergantian Firman dengan Hariono (saat Indonesia vs Bahrain). Ini apa coba? Indonesia sudah ketinggalan, dia malah menurunkan gelandang bertahan. Sangat tidak menguntungkan," tegasnya.

Bendol merupakan pelatih yang juga pernah menukangi timnas Indonesia. Terakhir kali, Bendol menangani persiapan timnas menghadapi Pra Piala Asia 2011. Bendol dikenal sebagai pelatih yang berwatak keras. Saat latihan, Bendol tak jarang 'memaki' para pemainnya. (eh)
• VIVAnews

Ina vs Qatar, Polisi Berbaur dengan Penonton




Polri akan menempatkan anggotanya di tengah-tengah penonton pada pertandingan kualifikasi pra piala dunia antara Indonesia vs Qatar, 11 Oktober 2011 di stadion Gelora Bung Karno, Senayan.

Langkah ini diambil untuk mengantisipasi agar tidak terulangnya insiden bakar petasan seperti yang terjadi pada pertandingan Indonesia vs Bahrain, Selasa 6 September 2011 lalu.

"Nanti anggota kita taruh di tengah-tengah," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspekstur Jenderal Anton Bachrul Alam, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat 9 September 2011.

Selain itu, jauh sebelum pertandingan dimulai, petugas akan terlebih dulu menyisir seluruh sisi dalam dan luar stadion.

Anton menambahkan, pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh terkait pembakaran petasan pada Selasa lalu. Dia menilai, masuknya petasan bukan semata-mata kelalaian petugas.

"Dari celah-celah pagar dan lubang-lubang itu. Atau sebelumnya dia sudah masuk. Sejam sebelumnya, delapan jam sebelumnya, sudah masuk, bisa saja," tuturnya.

Saat ini, kata Anton, setelah menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, keempat pelaku pembakar petasan sudah dipulangkan dan masih dalam pengawasan Polri. (eh)
• VIVAnews

PSSI Panggil Pemain Timnas yang Temui Riedl




PSSI telah mendengar kabar adanya pertemuan sejumlah pemain tim nasional Indonesia dengan mantan pelatih timnas, Alfred Riedl. Penanggung jawab timnas Brigjen TNI Bernhard Limbong mengatakan PSSI akan memanggil pemain-pemain tersebut.

Sebelumnya, begitu mendengar kabar pertemuan para pemain dengan Riedl, yang digelar di Plaza Senayan, Jakarta, Rabu 7 September 2011, Limbong meminta Riedl angkat kaki dari Indonesia.

Pria yang juga menjabat Ketua Komisi Disiplin PSSI ini menyatakan akan meminta keterangan dari para pemain. Dia akan memanggil Bambang Pamungkas dan kawan-kawan untuk mengklarifikasi pertemuan tersebut.

"Para pemain yang menemui Riedl akan kami panggil," kata Limbong di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Jumat 9 September 2011.

Limbong mengakui tidak ada larangan di PSSI bagi pemain timnas untuk melakukan pertemuan demi menjalin silaturahmi. Meski demikian, menurutnya pertemuan yang digelar sehari setelah timnas dipukul 0-2 oleh Bahrain, tidaklah tepat.

"Secara substansi, bertemu Riedl tanpa sepengetahuan PSSI itu salah. Memang silaturahmi tidak apa-apa, tadi tidak dalam waktu ini," ia menegaskan. "Setelah bertemu Riedl, ada penolakan terhadap Wim tapi ini baru isu. Saya selaku Ketua Komite Displin menanyakan apa substansi pertemuan itu. Kami risih kalau Riedl menemui pemain dalam kondisi seperti ini," kata pria yang pernah menjadi anak buat mantan KSAD Jenderal (purn) George Toisutta.

Dia juga tercatat merupakan anggota tim sukses George dan pengusaha-politisi Arifin Panigoro di Munas PSSI lalu. (kd)
• VIVAnews

Timnas Kacau, Salah Siapa?




Wim Rijsbergen dinilai Alfred Riedl tidak layak melatih timnas Indonesia.

Disharmonisasi mulai memasuki kamar ganti tim nasional Indonesia. Para pemain melancarkan mosi tidak percaya kepada pelatih timnas, Wim Rijsbergen.

Ini dipicu oleh perkataan pelatih asal Belanda itu yang dinilai terlalu kasar kepada para pemain saat turun minum melawan Bahrain. Sikap tak simpatik Wim ke para pemain ini diungkap oleh mantan pelatin timnas Alfred Riedl.

Alfred yang baru saja bertemu dengan sejumlah pemain menceritakan perlakuan kasar Wim. "F**k you all (kalian semua brengsek). If you don't play better second half i kick all of you out (Jika kalian tak bermain lebih bagus di babak 2, saya akan mendepak kalian semua)," kata Wim saat turun minum melawan Bahrain, seperti ditirukan Alfred.

Padahal, saat itu Timnas baru tertinggal 0-1, dan justru butuh kalimat menyejukkan untuk membangkitkan motivasi.

Riedl yang awalnya mengaku netral, berubah tidak mendukung Wim Rijsbergen. Sejumlah pemain juga mulai hilang respek kepada sang pelatih. Diperparah lagi, saat jumpa pers usai pertandingan melawan Bahrain usai, Wim menuding para pemain tak layak tampil di level internasional. Akibatnya, para pemain tersinggung karena menjadi kambing hitam kekalahan. Kabar terakhir, sekitar 7 pemain mengancam mundur jika pelatihnya tetap pria asal Belanda itu.

PSSI membantah kabar ada perpecahan dalam Timnas. Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin meminta para pemain agar tak menggubris isu perpecahan. Djohar meminta Bambang Pamungkas cs tetap fokus menghadapi Prakualifikasi Piala Dunia 2014.

"Pemain dan pelatih kecewa dengan hasil itu (kalah 2-0 dari Bahrain). Tapi yang penting, pemain harus tetap fokus menghadapi (empat) laga sisa, tanpa gangguan apapun," tutur Djohar.

Sementara itu, Sekjen PSSI, Tri Goestoro menambahkan, evaluasi tidak hanya diperlukan saat tim menderita kekalahan. "Kalau evaluasi tidak harus saat kalah, tapi juga saat menang di mana kita bisa melihat kelebihan kita," imbuhnya.

Mengenai konflik di tubuh timnas, Tri berharap agar pelatih dan pemain bisa lebih mengendalikan emosi. "Masing-masing orang punya karakter, tapi ke depannya harus bisa menahan diri. Yang jelas, kalau berjuang jangan setengah-setengah, tapi harus sampai akhir," tegasnya.

Rabu, 7 September 2011, atau sehari setelah Timnas dikalahkan Bahrain 0-2 dalam laga Prakualifikasi Piala Dunia 2014, para pemain menemui mantan pelatih Alfred Riedl di kawasan Senayan, Jakarta. Tampaknya, mereka butuh nasihat atau minimal figur kebapakan Riedl yang selama setahun terakhir 'memayungi' mereka.

Firman Utina menunjukkan bahwa rekan setimnya butuh figur kebapakan seperti itu. Firman pun menuliskan curahan hatinya lewat akun Twitter, “Saat sekarang kami bagaikan anak ayam yang ditinggal induknya. Tapi harus diingat kita adalah 1 tim yang harus 1 dan tidak bercerai berai,” tulis Firman.

“Seharusnya kita cari solusinya sama "menir,” pungkas pemain 29 tahun itu.

Riedl pun mulai bereaksi keras atas perlakuan Wim kepada mantan anak asuhnya itu. Pria asal Austria yang membangun fondasi permainan Timnas setahun terakhir ini menyayangkan perkataan Wim. Pria 61 tahun ini menganggap pelatih asal Belanda itu tak pantas menangani Tim Merah Putih.

"Ia sangat marah kepada para pemain, bukannya memberikan semangat saat tim baru tertinggal 0-1. Di Eropa, Anda bisa langsung dipecat jika melakukan itu! Atau para pemain akan membalas dengan lebih keras!" ujar Riedl.

"Sejak saat itu, saya tak simpati lagi dan melawan Rijsbergen. Ia tak layak melatih tim nasional Indonesia!"

PSSI Kebakaran Jenggot

Pertemuan antara beberapa pemain Timnas dengan Riedl inilah yang membuat PSSI kebakaran jenggot. PSSI pun meminta Riedl meninggalkan Indonesia.

Penanggungjawab Timnas Indonesia yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Disiplin PSSI, Bernhard Limbong memberikan ultimatum kepada Riedl. Limbong menyayangkan tindakan Riedl yang memanggil beberapa pemain Timnas Indonesia, Rabu 7 September 2011 di Plaza Senayan.

“Saya tak mengerti untuk apa dia (Riedl) memanggil para pemain. Saya tak tahu apa yang mereka bicarakan. Tapi, saya ingin Riedl meninggalkan Indonesia dan tidak lagi mencampuri urusan Timnas,” ujar Limbong di kantor PSSI, Jumat 9 September 2011.

Riedl yang saat ini sedang berada di Indonesia, masih memiliki masalah dengan PSSI terkait kompensasi kontrak yang belum dibayarkan. Mengenai hal ini, Riedl sudah melaporkan PSSI ke FIFA pada 12 Agustus lalu.

“Silakan Riedl ke FIFA, urusan Riedl urusan antara dia dengan FIFA. Jangan ganggu PSSI. Untuk apa Riedl datang lagi ke Indonesia kalau masalah ini sudah diserahkan ke FIFA,” jelas Limbong.

“Saya heran mengapa para pemain ngotot ingin ganti pelatih. Jika kalah wajar kecewa tapi tak perlu mencari kambing hitam, kita evaluasi bersama. Tidak bisa para pemain memilih sendiri pelatihnya,” tutur Limbong.

Rencananya, PSSI akan memanggil para pemain Timnas yang telah menemui Riedl. Limbong akan meminta keterangan dari Bambang Pamungkas dan kawan-kawan untuk mengklarifikasi pertemuan tersebut.

"Para pemain yang menemui Riedl akan kami panggil," kata Limbong di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Jumat 9 September 2011.

Limbong mengakui tidak ada larangan di PSSI bagi pemain Timnas untuk melakukan pertemuan demi menjalin silaturahmi. Meski demikian, menurutnya pertemuan yang digelar sehari setelah Timnas dipukul 0-2 oleh Bahrain, tidaklah tepat. "Secara substansi, bertemu Riedl tanpa sepengetahuan PSSI itu salah. Memang silaturahmi tidak apa-apa, tadi tidak dalam waktu ini."

"Setelah bertemu Riedl, ada penolakan terhadap Wim, tapi ini baru isu. Saya selaku Ketua Komite Displin menanyakan apa substansi pertemuan itu. Kami risih kalau Riedl menemui pemain dalam kondisi seperti ini," kata pria yang pernah menjadi anak buah mantan KSAD, Jenderal (purn) George Toisutta dan anggota tim sukses George dan pengusaha-politisi Arifin Panigoro di Kongres PSSI lalu.

Uniknya, Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin justru tidak tahu mengenai kebenaran kabar pertemuan ini. "Saya tidak tahu apakah berita itu benar atau tidak," ujar Djohar kepada wartawan saat ditemui di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Jumat 9 September 2011.

Yang jelas, kisruh di Timnas semakin menambah kekacauan di era kepengurusan PSSI yang baru. Perubahan kompetisi menjadi dua kasta yang diikuti 32 tim di kasta teratas dan dua wilayah tentu saja akan mengubah peta sepakbola nasional.

PSSI awalnya berjanji takkan memasukkan tim-tim Liga Primer Indonesia (LPI) dalam kompetisi nasional. Namun, belakangan PSSI memaksakan rencana merger antara klub-klub LPI dan calon peserta Liga Indonesia. Tentu saja, ini dilakukan PSSI untuk mengakomodasi tim-tim LPI bentukan Arifin Panigoro.

Dari jajaran manajemen Liga ini pun dikuasai orang-orang LPI, dari CEO sampai Ketua Komite Bidang Kompetisi. Seperti halnya di Timnas, dimana ada Manajer, Penanggungjawab dan Koordinator yang dijabat oleh tiga orang berbeda. Jabatan itu pun jadi tumpang tindih. Apalagi, ketika tiga orang ini tak satu suara.

Sedikit banyak, berbagai masalah di atas mempengaruhi Timnas. Dan hasilnya sudah bisa ditebak: semuanya kacau. Kisruh! (sj)
• VIVAnews

Soal Wim, Bendol Minta PSSI Dengar Suara Fans




Mantan pelatih tim nasional, Benny Dolo, menilai bukan hal mudah bagi PSSI untuk mencari pelatih baru. Meski demikian, Bendol, panggilan akrab Benny, berharap induk sepak bola dalam negeri itu bersedia mendengarkan aspirasi masyarakat.

"Saat ini desakan untuk mengganti pelatih timnas Wim Rijsbergen semakin besar. Meski bukan solusi yang tepat, PSSI sebaiknya mendengarkan suara masyarakat," kata Benny saat dihubungi VIVAnews baru-baru ini.

Secara pribadi, Bendol juga menilai Wim memiliki banyak kekurangan dalam menangani timnas senior proyeksi Pra Piala Dunia (PPD) 2014. Salah satunya adalah dalam hal berkomunikasi dengan Firman Utina dan kawan-kawan.

"Saat masuk dalam ruang ganti dia bisa marah-marah, namun dia harus cepat mendinginkan suasana," kata Bendol menyinggung sikap Wim kepada para punggawanya saat timnas tertinggal 0-1 dari Bahrain, Selasa lalu.

"Dia juga tidak bisa menyalahkan pemain atas sebuah kekalahan. Sebagai pelatih Wim harusnya mengambil alih tanggung jawab itu," lanjut pelatih Mitra Kukar itu.

Bendol juga menyoroti kemampuan Wim dalam meramu strategi dan taktik timnas. Menurutnya, Wim tidak lebih baik dari pelatih sebelumnya, Alfred Riedl, yang dipecat secara sepihak oleh PSSI era Djohar Arifin Husin.

"Saya sudah pernah sampaikan hal ini kepada Bob Hippy [koordinator timnas]. Apa sih permainan yang beda dengan sebelumnya? Meski hanya di kelas ASEAN, Riedl setidaknya memberikan sistem yang beda," kata Bendol.

"Saat ini kondisi fisik pemain sangat lemah, harusnya bisa ditutupi dengan taktik. Tapi ini kan tidak terlihat sama sekali pada penampilan timnas. Sentuhan Wim sama sekali tidak terlihat," beber Bendol.

Desakan melengserkan Wim mulai mencuat setelah Indonesia kalah 0-2 dari Bahrain di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Selasa lalu. Kekecewaan penonton bahkan sempat dilampiaskan dengan teror kembang api yang menyebabkan pertandingan sempat ditunda beberapa saat.

Kekecewaan fans Merah Putih semakin memuncak setelah percakapan Wim dan pemain bocor ke media. Disebutkan Wim telah memaki pemainnya dengan kata-kata yang tidak senonoh saat berada di ruang ganti pada jeda babak I.

Tak hanya itu, saat jumpa pers Wim juga terkesan lepas tangan atas kekalahan timnas. Dia lebih memilih untuk menyalahkan para pemain yang dianggapnya tidak layak untuk tampil di level internasional. Wim bahkan menyebut bahwa pemain yang ada bukan pemain pilihannya.

Sikap ini membuat beberapa pemain timnas berniat mogok bertanding. Selain itu, fans timnas juga ramai-ramai menghujat Wim dan memintanya mundur dari jabatannya. Komentar-komentar miring soal Wim banyak beredar di situs jejaring sosial Facebook dan mikroblog Twitter.

Sebagian meminta PSSI agar memanggil kembali Riedl untuk menangani timnas. Sebagian lagi mengusulkan agar PSSI memberi wewenang bagi Rahmad Darmawan yang sempat menjadi asisten Wim sebelum digeser ke timnas U-23.

Meski demikian, ada juga fans yang masih membela Wim. Mereka bahkan membenarkan tindakan yang dilakukan mantan pemain timnas Belanda kepada para pemain timnas. Sedangkan Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, tetap menganggap Wim lebih baik dari Riedl.
• VIVAnews