kaya banyak berharta
Ke Sumatra setiap tahun
Bismillah saya membuka kata
Berseni sastra membuat pantun
*
Daun ilalang pucuknya mati
Buah pisang berwarna hitam
Pantun dikarang penghibur hati
Turut kembangkan budaya Etam
*
Daun ilalang taruh di topi
Daun Kurma ditambah lagi
Pantun kukarang di malam sepi
Kala purnama telah meninggi
*
Ambil paku di Kota Raja
Di Kota Raja mendapat intan
Wahai saudaraku di mana saja
Pantun kukarang untuk kalian
BUDAYA ETAM
Jalan-jalan sekitar taman
Jangan patahkan mawar berduri
Wahai kawan sesama seniman
Mari lestarikan budaya Etam
s
Anak badak mencari makan
Anak ketam di dalam tanah
Kalau tidak dilestarikan
Budaya Etam pastilah punah
s
Minum susu memakai rantang
Tumpah di bantal di atas tilam
Anak cucu di masa datang
Tidak kenal budaya Etam
s
kalau tilam sudahlah basah
Jemur sekarang di atas atap
Budaya etam sangatlah indah
Sungguh sayang, janganlah lenyap
s
terbang rendah burung peragam
Dari huma terbang ke hutan
Budaya daerah beraneka ragam
Mari bersama kita lestarikan
s
main gasing janganlah rebah
Memakai tali pelepah pisang
Budaya asing sudah merambah
Budaya asli janganlah hilang
s
Mari menyanyi sambil menari
Suara dua tinggi dan rendah
Budaya negeri tetap lestari
Negeri kita semakin indah
s
Air terjun bertangga dua
Tempat gadis mencuci kain
Syair, pantun, serta mamanda
Juga masih banyak yang lain
s
Buah kelat waktu dirasa
Meludah lagi kalau tak nyaman
Wahai pejabat serta pengusaha
Bantulah kami para seniman
s
Pohon kurma sebesar paha
Pohon Kemiri tidak berduri
Mari bersama kita berusaha
Mmembangun seni negeri sendiri
s
Anak cecak mencari makan
Bersembunyi di bawah papan
Orang bijak pasti pikirkan
Hari ini dan masa depan
s
Ada ikan namanya tenggiri
Ikan dibawa ke Muara Kaman
Melestarikan budaya negeri
Bukanlah hanya tugas seniman
s
Jangan ditanam padi di seberang
Jangan menghuma di puncak bukit
Jangan tak kenang budinya orang
Jangan dilupa walau sedikit
Jangan di daki Gunung Tahan
Jangan pergi tanpa teman
Jangan lupa kasihnya tuhan
Jangan bersedih menerima ujian
Jangan jadi rindu bayangan
Jangan rasa selalu dipendam
Jangan dibiar marah berpanjangan
Jangan disuburkan benci dan dendam
Jangan dilupa kasih sayang ibu beri
Jangan jadi Tenggang tak mengenang budi
Jangan ditangisi nasibnya diri
Jangan dikesal apa yang terjadi
Jangan berenang dalam perigi
Jangan dibuar air di baldi
Jangan dikenang yang sudah pergi
Jangan dirindu orang tak sudi
Jangan duduk tepi jalan
Jangan duduk di atas batang
Jangan dirindu kepada bulan
Jangan ditanya ke mana bintang
=====================================
kingkong frust bunuh dri
labi-labi pandu lori
boypren blah blh d cri
duit hilang siapa nk ganti?
kingkong pengsan d cium unta
beruk tayang bulu dada
org d rindu x ingat kita
buat apa kita nk ingat dia?
=========================
Anak beruk di kayu rendang,
Turun mandi di dalam paya,
Hodoh buruk di mata orang,
Cantik manis di mata saya.
Lama sudah tidak ke ladang,
Padi sudah dililit kangkung,
Selama tuan tidakku pandang,
Putus hati pengarang jantung.
===========================
Dari mana punai melayang
Dari sawah turun ke bendang
Dari mana datangnya sayang
Dari mata turun ke hati
Bagaimana menangkap landak
Di asap pintunya dengan api
Bagaimana mula berkehendak?
Dari mata turun ke hati.
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh,
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh.
Kalau belayar jangan berbelok
Kalau berbelok, patah tiangnya
orang muda jangan dipeluk
kalau dipeluk patah pinggangnya
Bagaimana tidak ku peluk
Batu Berendam sebelah kiri
Bagaimana tidak ku peluk
Sudah ku dendam selama ini
======================
Pasir bulan perahu
Berlabuh tentang batu bara
Bergalah-galah ke tepian
Ketika menghadapi muaranya
Kasih tuan hambalah tahu
Ibarat orang menggenggam bara
Terus hangat dilepaskan
Begitu tuan malah kiranya
=======================
pen merah pen biru
u marah i love u
kiri jln kanan pun jln
tgh2 pohon meranti
kirim jangan pesan pun jangan
kalau rindu dtg sendiri
kayu ara bercabang tiga
tgh2 letak kn paku
anak dara duduk bertiga
tgh2 bakal tunang ku..
=====================
tuai padi antara masak
esok jangan layu-layuan
intai kami antara nampak
esok jangan rindu-rinduan
=====================
indung indung kepala lindung
hujan di sana di sini mendung
anak siapa pakai tudung
mata melirik kaki tersandung
=====================
Jalan-jalan ke kota mati
lihat setan lagi nagis
gua jadiin pacar loe bau kentut
emang jaman lagi beken Sirik kan?
======================
Buah nangka buah rambutan
Buah dondong buah semangka
Jika nanda ingin bijak budiman
Jangan lihat orang dari bodinya
Buah duku dalam tempayan
buah salak dimakan ikan
Jangan menilai dari wajah ciptaan
Itu sama saja menilai Tuhan
Sumber: http://abu_dillah.tripod.com/abu_dillah/id9.html http://radensomad.com/pantun-nasehat.html
0 komentar:
Posting Komentar