Jumat, 23 September 2011

Diancam Pemerintah, Ini Jawaban BlackBerry



Research In Motion Company akhirnya angkat bicara soal kegeraman pemerintah atas langkah RIM yang membangun pabrik BlackBerry di Malaysia. RIM mengaku akan tetap berkomitmen penuh terhadap pemerintah Indonesia.

"Kami menikmati kemitraan yang kuat dan antusiasme positif yang luar biasa dari produk BlackBerry kami," kata RIM dalam surat elektronik menjawab pertanyaan VIVAnews.com, Kamis 8 September 2011.

RIM mengatakan, seperti pada telepon pintar yang lain, produsen telepon asal Kanada ini mengatakan telah merencanakan produksi yang berbasis global. "Kami berharap dapat bekerja sama dengan pemerintah dan mitra operator kami untuk mencapai tujuan kita bersama," katanya.

Selain itu, RIM juga memastikan Indonesia adalah salah satu tempat terbaik di dunia bagi perusahaan telekomunikasi.

Sebelumnya, Rabu lalu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wirjawan geram terhadap RIM atas rencana pembangunan pabrik mereka di Malaysia. Sebab, pasar BlackBerry Malaysia jauh lebih sedikit dibandingkan Indonesia.

Gita mengatakan pasar telepon pintar asal Kanada itu di Indonesia sangat besar. Di Indonesia tahun ini saja RIM menargetkan penjualan 4 juta unit dengan harga rata-rata US$300 per unit. Sedangkan di Malaysia, RIM tak akan mampu menjual lebih dari 400 ribu unit. "Cuma sepersepuluhnya Indonesia, tapi mengapa membangun pabriknya di Malaysia," Gita mempertanyakan.

Atas masalah ini pemerintah tengah mengkaji pemberian disinsentif kepada perusahaan yang memiliki pangsa besar di Tanah Air, namun tidak membangun pabrik di Indonesia. "Menteri Perindustrian sudah mengambil sikap," katanya.

Hingga kini, menurut Gita, pemerintah saat ini masih terus menginventaris produk-produk yang dikonsumsi dengan skala besar, namun tidak memiliki pabrik di Indonesia. "Tidak ada alasan mereka tidak produksi di Indonesia," katanya.
• VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar