MELBOURNE (Berita SuaraMedia) – Seorang prajurit senior Australia di Afghanistan memperingatkan bahwa para gerilyawan Taliban tidak bisa dikalahkan dengan cara-cara militer, oleh karena itu diperlukan perubahan strategi. Demikian dilansir sebuah.
Brigadir Mark Smethurst mengatakan, upaya pengamanan Afghanistan bisa memakan waktu berpuluh-puluh tahun, tapi kemungkinan keberhasilannya tidak pasti tanpa ada perubahan strategi yang fundamental, demikian dilaporkan The Age, Minggu (22/05/11).
Perkiraan tersebut tertuang dalam sebuah laporan yang berbanding terbalik dengan klaim pemerintah pusat yang mengaku mencapai kemajuan di Afghanistan.
Meski peranan utama pasukan Australia adalah menjadi pelatih pasukan lokal, Smethurst mengatakan tentara Afghanistan tidak bisa beroperasi secara independen meski telah dilatih selama tujuh tahun, para personel kepolisian bahkan lebih parah dari itu.
Smethurst adalah seorang perwira yang amat dihormati. Ia pernah bertugas di Timor Timur, Irak, dan Afghanistan dalam 28 tahun kariernya. Saat ini ia menjabat sebagai deputi komandan Komando Operasi Khusus, ia ditunjuk menempati posisi penting pasukan koalisi di Afghanistan.
Dalam sebuah dokumen yang dapat membuat gelisah para anggota parlemen sebelum debat parlemen mengenai Afghanistan pekan ini, ia menyatakan bahwa jika Australia tidak dapat meraih tujuan utamanya pada 2012, yakni melatih pasukan Afghanistan, maka pasukan Australia sebaiknya ditarik mundur.
"Jika dibandingkan denngan kampanye melawan perlawanan dari pihak lain, peluang tercapainya solusi dalam jangka pendek tampaknya sulit," katanya.
Dokumen berjudul "Penciptaan Keadaan untuk Mengalahkan Taliban Afghanistan: Sebuah Perkiraan Strategis" tersebut baru-baru ini diterbitkan di internet oleh Australian Defence College.
Smethurst meminta adanya koordinasi strategi politik dan militer yang bertujuan menghadirkan keamanan, membangun pasukan Afghanistan, serta menciptakan pemerintahan Afghanistan yang berfungsi.
Tapi, ia kemudian memperingatkan, "Mundur dari Afghanistan berisiko menjadikan negara ini sebagai sarang dan markas ekstremisme."
Pemerintahan Afghanistan tidak efektif dan telah gagal mengatasi korupsi, pelanggaran HAM, dan tiadanya sistem keadilan. Distribusi bantuan, katanya, "Terbuang, tidak efektif, dan tidak cukup."
Smethurst secara tersirat mengkritik pendekatan pemerintahan John Howard (mantan PM Australia) terdahulu, dan ia juga mempertanyakan agenda pemerintahan Australia saat ini.
Meski pemerintahan baru sudah merilis pernyataan, "Kita berada di Afghanistan untuk menyingkirkan pangkalan teroris al-Qaeda, sang brigadir mengatakan, alasan utamanya adalah menjaga aliansi dengan Amerika Serikat.
Smathurst menyebut Taliban sebagai lawan yang amat berat dan telah memenangkan perang propaganda. Taktik Taliban, katanya, "Telah mengungguli pasukan koalisi."
"Para pasukan perlawanan tidak bisa dihancurkan dengan kampanye militer konvensional," katanya. Saat dukungan publik untuk perang tersebut di negara-negara Barat semakin memudar, upaya-upaya asing mencapai perkembangan yang terbatas.
Ia meyerukan koordinasi strategi politik dan militer, membangun kekuatan Afghanistan, dan menciptakan pemerintahan Afghanistan yang berfungsi. Tapi, ketiganya agaknya dihadapkan pada rintangan besar, tulisnya.
Jumlah pasukan Australia di Oruzgan, tempat markas militer Australia, kurang dari separuh dari jumlah yang direkomendasikan.
Meski pasukan Australia dan Belanda di Oruzgan meraih pencapaian yang substansial, menciptakan "titik-titik" keamanan, "Keamanan di luar kawasan operasi tidak berkembang." Kurangnya keamanan berarti pasukan bantuan pelatih dan polisi Australia di Afghanistan tidak menimbulkan dampak besar dan "berusaha menjaga kehadiran." (dn/nk/tts) www.suaramedia.com
0 komentar:
Posting Komentar