Rabu, 18 Mei 2011

Diplomat Bongkar Kekejaman Militer Kanada Di Afghanistan



OTTAWA (Berita SuaraMedia) - Seorang pejabat senior diplomat Kanada telah mengkritik militer atas "keterkaitannya" dalam "penyiksaan" dari warga sipil Afghanistan dan, "tindakan pembersihan" yang dimaksudkan untuk membungkam kritik.

Richard Colvin, mantan wakil Kanada di kota selatan Afghanistan, Kandahar dan orang nomor dua negara sebelumnya di kedutaan Kabul, menegur komandan militer di lapangan karena membawa kelompok petani "yang tidak berdosa," ke Direktorat Keamanan Nasional (NDS ) Afghanistan untuk, interogasi yang "keras" atas dugaan keterlibatan mereka dengan militan Taliban.

Berbicara di hadapan Komisi House of Commons pada hari Rabu, Colvin memberikan bukti bahwa tentara Kanada "sengaja", menyerahan tahanan dalam pengetahuan atas pelecehan yang mereka alami oleh interogator Afganistan, mengabaikan status sipil mereka.

"Menurut informasi kami, kemungkinan adalah bahwa semua tahanan Afghan yang kami serahkan disiksa oleh mereka," kata Colvin.

"Dengan kata lain, kita menahan, dan menyerahkan banyak orang yang tidak bersalah ke dalam penyiksaan," tambah mantan pejabat yang sebelumnya telah menginformasikan kepada pemerintah Kanada penganiayaan Afghanistan pada tahun 2006.

"Selama satu setengah tahun setelah mereka tahu tentang resiko penyiksaan yang sangat tinggi, mereka terus memerintah agar polisi militer di lapangan untuk menyerahkan tahanan kami ke NDS," ujar diplomat itu.

Seorang pejabat pemerintah menolak tuduhan Colvin, mengatakan kepada Reuters hanya ada sedikit bukti untuk mendukung apa yang dikatakannya.

"Kami terus terang saja menemukan bukti-buktinya yang tidak memiliki kredibilitas ... semua informasi itu, dia mengakui, di tangan kedua yang terbaik," kata Lawrie Hawn, sekretaris parlemen untuk menteri pertahanan.

Colvin menyerang pada pemimpin militer Kanada di Afghanistan, mengatakan mereka telah menolak untuk menyerahkan rincian tahanan kepada Palang Merah secara tepat waktu dan menyimpan catatan "mengerikan".

"Ketika saya mengetahui lebih banyak tentang praktik yang dilakukan pada tahanan kami, saya sampai pada kesimpulan bahwa itu ... tidak mencerminkan negara Kanada, kontraproduktif, dan mungkin ilegal," ia lalu berkata.

Colvin menyerang pada pejabat militer untuk melakukan pelecehan terhadap tahanan secara tertutup dalam "kerahasiaan yang ekstrim" dan menuduh pemerintah bekerjasama dengan angkatan bersenjata dalam episode penyiksaan itu.

"Pada April 2007, kami sudah menerima pesan tertulis dari koordinator senior pemerintah Kanada untuk Afghanistan yang menyatakan bahwa kita harus diam dan melakukan apa yang diperintahkan pada kami," ia bersaksi.

Penangkapan itu dilakukan dengan memilih "orang-orang secara acak yang kebetulan berada di tempat yang salah pada waktu yang salah," Reuters mengutip perkataannya.

"Kami menahan dan menyerahkan banyak orang yang tidak bersalah untuk penyiksaan yang parah... Keterlibatan dalam penyiksaan adalah kejahatan perang," ia menyimpulkan.

Tuduhan penyiksaan Colvin dipandang sebagai pukulan terhadap upaya pemerintah Kanada di Afghanistan sementara 2.700 prajuritnya yang berada di selatan negara yang sedang dilanda perang itu dimaksudkan untuk ditransfer ke "target tingkat tinggi" atau paramiliter Taliban yang akan berkuasa.

Tuduhan anti-pemerintah bersejarah terbaru oleh seorang mantan diplomat tampaknya akan menimbulkan kontroversi lebih lanjut di negeri ini sementara oposisi terhadap keterlibatan Kanada dalam perang Afghan telah mengalahkan dukungan untuk konflik.

Secara keseluruhan, Colvin mengirim lebih dari selusin memo ke pejabat senior di Ottawa dan Afghanistan tentang penyalahgunaan tersebut. Ia mengatakan bahwa Perdana Menteri Stephen Harper telah, pada April 2007, menyatakan para pejabat militer Kanada tidak mengutus orang pergi ke medan perang untuk menyiksa.

"Di belakang dinding kerahasiaan militer itulah yang sayangnya telah kami lakukan," katanya. (iw/pv/rt)www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar