Sabtu, 21 Mei 2011

Jadi Tren, Kian Banyak Univeritas AS Pekerjakan Kapelan Muslim



CONNETICUT (Berita SuaraMedia) – Berusaha untuk memenuhi kebutuhan para mahasiswa Muslim yang terus berkemabang dan memenuhi jawaban rasa penasaran para rekan-rekan mahasiswa non-Muslim tentang Islam, semakin banyak universitas di Amerika yang memperkerjakan kapelan Muslim.

"Prospek pekerjaan tersebut cukup bagus," Timur Yuskaev, asisten profesor Islam dan direktur Program Kapelan Islami di Seminari Hartford Conneticut, mengatakan kepada kantor berita harian USA Today pada senin (16/5) waktu setempat.

"Kapelan universitas adalah salah satu dari bidang yang berkembang di dalam program kami."

Sebuah jumlah universitas Amerika yang memperkerjakan kapelan Muslim purna-waktu terus berkembang. Kapelan difungsikan untuk membantu kebutuhan keagamaan universitas-universitas tersebut.

"Dua sampai empat tahun terakhir adalah ketika Anda benar-benar melihat pekerjaan tersebut berkurang," kata Omer Bajwa, yang menjadi kapelan Muslim pertama di Universitas Yale pada tahun 2008.

Di antara universitas-universitas yang juga menunjuk Kapelan Muslim adalah Yale, Princeton, dan Duke.

Universitas terbaru yang bergabung dalam daftar tersebut adalah Universitas Cornell, yang berencana untuk segera merekrut seorang kapelan Muslim.

"Kami tidak berpikir tentang hal ini ketika berusaha untuk menujukan sebuah defisiensi besar, namun agak berpikir sebagai sebuah evolusi alamiah," kata Nadeem Shafi, seorang alumnus Cornell.

Shafi menggabungkan tangan dengan alumni Muslim lainnya untuk menciptakan Yayasan Diwan untuk menggalang dana memperkerjakan seorang kapelan Muslim di kampus.

"Gagasan untuk memiliki seorang kapelan Muslim memberikan ibadah yang mendukung bukanlah sebuah gagasan yang baru," kata Shafi, yang sekarang adalah seorang asisten profesor di Fakultas Farmasi Universitas Florida.

"Ada beberapa universitas yang memiliki kapelan."

Perguruan Tinggi Bard di Hudson Valley, New York adalah universitas pertama AS yang menunjuk seorang kapelan Muslim di pertengahan tahun 1990-an.

"Inilah masanya dan layak untuk semacam sebuah sistem dukungan agar program tersebut ada di Cornell," Shafi mengatakan.

Tren yang terus berkembang dalam menunjuk kapelan Muslim dimaksudkan untuk memenuhi sebuah keingintahuan yang terus tumbuh di antara para mahasiswa non-Muslim untuk mengenal lebih banyak tentang Islam.

"Anda merasa menemukan momentum," Bajwa mengatakan.

Sebuah survei terbaru telah mengungkap bahwa mayoritas Amerika mengetahui sangat sedikit tentang Muslim dan agama mereka.

Tren tersebut telah memenangkan banyak pujian di kampus.

"Akan menjadi sangat menyenangkan memiliki seorang cendikiawan keagamaan atau tokoh keagamaan di kampus di mana kita datang kepadanya, kita dapat bertanya kepadanya dan memberikan kita nasihat dan mengarahkan kita pada arah yang benar," kata Noreen Nasir, 22 tahun, yang adalah seorang mahasiswa jurusan jurnalisme penyiaran di Universitas Northwestern.

Dulu, Nasir mengatakan, "Hanyalah para mahasiswa yang membuat inisiatif sendiri, merencanakan hal-hal seperti sholat Jum'at."

Perkiraaan lebih dari 30 jumlah kapelan Muslim bekerja di kampus univeristas-universitas atau di sekolah menengah atas di seluruh negeri.

"Saya tentu saja tidak hanya memberikan layanan untuk mahasiswa Muslim," kata Tahera Ahmad, kapelan Muslim pertama di Universitas Northwestern.

"Saya memiliki lebih banyak mahasiswa non-Muslim datang ke kantor saya dari pada para mahasiswa Muslim. Saya melayani komunitas kampus yang lebih besar." (ppt/oi) www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar