Sabtu, 21 Mei 2011

Kelahiran Kembali Hittler Di Kerajaan Yahudi



JERUSALEM (Berita SuaraMedia) - Tidak ada keraguan sedikitpun bahwa pemerintahan Israel baru yang dipimpin oleh Benyamin Netanyahu adalah perpanjangan tangan dari kelompok Zionis Yahudi Israel. Memang ada sejumlah Israel yang menolak rasisme dan fasisme, namun dapat dipastikan jumlahnya sangatlah sedikit dibandingkan mereka yang sebaliknya.

Fakta berbicara bahwa komposisi dari kabinet baru Israel merupakan koalisi dari penjahat perang, pembohong, dan penjahat SARA (gaya Hitler dan Stalin), dan para pembenci agama yang menyebarkan kebencian.

Netanyahu adalah pemimpin yang mengedepankan ketidakjujuran, muslihat, kecurangan, dan penipuan tingkat tinggi.

Meskipun juru bicaranya meneriakkan "perdamaian," sang pemimpin sendiri anti-damai, menentang kehadiran Palestina di Tepi Barat dan kesamaan Hak antara Yahudi dan Non-Yahudi.

Dia memiliki ketertarikan untuk me-Yahudi-kan Yerusalem Timurdengan menghancurkan rumah rumah warga Arab, dan melarang penduduk asli untuk bertempat tinggal di wilayah tersebut.

Politikus rasis ini dikenal sebagai "penyempit horison Arab" yang bertujuan utama untuk memaksa semua keturunan Arab penghuni Al-Quds untuk meninggalkan tempat tersebut.

Tindakan rasis ini tidak hanya terbatas kepada para Palestina di daerah yang diduduki seperti Tepi Barat atau Jalur Gaza, dia selalu mengatasnamakan daerah ini sebagai milik Yahudi.

Netanyahu sering sekali mengumbar konsep tentang kehidupan sosial, demokrasi dan kebudayaan barat, terutama kepada dengan audiens barat, yang berpendapat bahwa sudah seharusnya Israel mengusir Palestina dari tanah mereka.

Pada 1989 Netanyahu berkata kepada murid Universitas Bar-Ilan bahwa "Israel seharusnya memanfaatkan pemberontakan yang terjadi di Cina untuk mengalihkan perhatian dunia pada pengusiran massal bangsa Arab yang mereka lakukan", yang dimaksud pengusiran dalam hal ini adalah genosida tentu saja. Dia berpendapat bahwa

Semua bangsa non Yahudi di Israel-Palestina harus dimusnahkan, diusir, atau diperbudak sebagai pembawa air dan pemotong kayu sebagai bentuk pelayanan mereka pada ras tertinggi.

Kemudian ada anteknya, seorang penjahat perang bernama Ehud Barak yang dengan arogan berkeras bahwa tentara yang membantai ribuan anak dan warga Palestina dengan Fosfor Putih adalah tentara paling bermoral di dunia.

Netanyahu tidak bodoh, dia menyadari bahwa ideologinya sangatlah buruk dan terlalu fasis untuk dapat diterima masyarakat dunia, termasuk AS. Karena itulah dia berusaha mengaburkan semua kejahatan yang dilakukannya. Pengaburan ini dilakukan dengan cara memberi label "Teroris", "Iran", "anti-Semit" dan "Hamas" untuk menutupi kejahatan yang dia buat sendiri.

Singkatnya, kita sedang membicarakan seorang pria yang bertindak sangat tidak jujur yang berpikir bahwa metode relasi publik yang tepat untuk menutupi kejahatan merupakan cara yang sangat efektif daripada proses pencapaian perdamaian yang berdasarkan HAM dan hukum Internasional

Karena itulah, hendaknya seluruh warga di dunia tidak seharusnya tertipu oleh pembohong ulung ini.

Penulis sendiri, juga berpendapat bahwa pemerintahan Israel yang sebelumnya tidak kalah buruknya. Pemerintahan sebelumnya dipimpin oleh trio kejahatan- Olmert, Livni, dan Barak – yang semuanya berjasa kepada gerakan Zionis.

Apalagi yang dapat kita katakan mengenai pemerintahan yang menyuruh tentaranya untuk membakar dan memusnahkan ribuan rakyat tidak bersalah dengan Fosfor Putih, dan kemudian tanpa rasa malu berkata bahwa mereka tidak bermaksud melakukannya?

Anehnya, pemerintahan tersebut dianggap banyak negara di dunia, seperti di Eropa, sebagai "pemerintah perdamaian," "liberal" bahkan "pemerintahan sayap kiri," yang benar benar memberikan arti baru kepada istilah "pemerkosaan verbal"

Biarlah dunia memandang Israel apa adanya.

Pada akhirnya, lebih baik menjadi seorang kriminal yang jujur daripada malaikat yang berbohong. Setidaknya lebih dapat diprediksi dan konsisten. (bl/gip) SuaraMedia.com

0 komentar:

Posting Komentar