Sabtu, 14 Mei 2011

Iran Menuju Perubahan Penting Kesepakatan Nuklir



TEHERAN (Berita SuaraMedia) – Iran telah memberikan tanggapannya terhadap sebuah draft kesepakatan yang dimediasi oleh pengawas nuklir PBB dengan mana negara tersebut akan mengirimkan sebagian besar uraniumnya yang telah diperkaya ke luar negeri.

Badan Energi Arom Internasional (IAEA), organisasi yang berbasis di Wina, mengkonfirmasi pada hari Kamis bahwa mereka telah menerima respon awal dari Iran.

Sebuah sumber yang dekat dengan ketua negosiator nuklir Iran mengatakan bahwa Teheran sedang mengusahakan dua perubahan penting dalam kesepakatan, yaitu meminta pengiriman uranium dapat dilakukan secara bertahap dan pertukaran simultan bahan bakar nuklir sebagai imbalannya.

Respon itu dikeluarkan setelah Presiden Ahmadinejad mengatakan bahwa ia telah siap untuk bekerjasama dengan kekuatan Barat atas isu teknologi dan bahan bakar nuklir.

"Kami menyambut baik pertukaran bahan bakar, kerjasama nuklir, pembangunan pembangkit tenaga listrik dan reaktor. Kami siap untuk bekerjasama," ujarnya dalam sebuah siaran langsung di televisi lokal.

Ahmadinejad menambahkan bahwa Iran tidak akan mundur "satu iota" atas hak nuklirnya, dan bahwa persediaan bahan bakar nuklir untuk reaktor Teheran akan mengetes "kejujuran" para kekuatan global.

Nazanine Moshiri, koresponden Al Jazeera di Teheran, mengatakan bahwa usul perubahan Iran terhadap isi kesepakatan sangat penting bagi negara tersebut.

"Apa yang Ahmadinejad katakan dalam pidatonya adalah bahwa ini merupakan sebuah kesempatan untuk mengevaluasi kejujuran kekuatan dunia, dan itu penting bagi Iran."

"Pentingnya hal ini adalah tersedianya waktu tambahan. Iran akan tetap dapat mengayakan uranium di pabrik Natanz dan mereka akan tetap dapat mengganti apa pun yang dikirim ke luar negeri," ujarnya.

Pakta yang mengijinkan Iran menerima bahan bakar nuklir untuk sebuah reaktor penelitian, didesain untuk membantu menghalau ketakutan di negara-negara Barat yang meyakini bahwa Iran berniat membangun senjata nuklir.

Baqer Moin, penulis dan jurnalis spesialis Iran, mengatakan bahwa pemerintahan Ahamdinejad mungkin melihat sisi positif dari kesepakatan itu jika dapat mengurangi sanksi internasional.

"Saya rasa jika sanksinya dicabut, itu akan membantu perekonomian Iran karena mereka benar-benar tidak dapat menghadapi masalah besar dalam kebijakan luar negeri sementara di saat yang sama memiliki masalah internal pengangguran," ujarnya.

Berita tersebut datang saat tim IAEA kembali ke markasnya di Wina, Austria, setelah menginspeksi pembangkit nuklir kontroversial yang berada di dekat kota Qom.

Pengungkapan pembangkit nuklir Qom bulan lalu semakin menambah kekhawatiran internasional atas program nuklir Iran.

Iran telah mengayakan uranium – aspek paling kontroversial dari proyek nuklirnya – selama beberapa tahun di pabrik lain yang terletak di pusat kota Natanz, terlepas dari tiga sanksi yang telah diberikan oleh PBB.

Uranium yang telah diperkaya menghasilkan bahan bakar untuk reaktor sipil, namun dalam bentuk yang paling tinggi dapat menjadi inti fissile dari sebuah bom atom. (rin/alj) www.suaramedia.com

0 komentar:

Posting Komentar