ISLAMABAD (Berita SuaraMedia) – Pengiriman 35.000 pasukan tambahan AS ke Afghanistan akan meningkatkan tekanan terhadap Taliban dan mungkin akan mendorong banyak pejuangnya mengungsikan diri menyeberangi perbatasan di negara tetangga Pakistan, yang tengah memerangi militan lokalnya sendiri.
"Dengan kedatangan pasukan tambahan, akan ada peningkatan infiltrasi lintas perbatasan," ujar profesor Hassan Askari Fatimi, pakar keamanan berbasis di Lahore, kepada IslamOnline.net pada hari Rabu, 2 Desember.
"Orang-orang, baik itu Taliban maupun pengungsi, akan masuk ke Pakistan, terutama di daerah pedalaman, jika operasi melawan Taliban meningkat di selatan dan timur laut Afghanistan.
Presiden Obama telah memerintahkan pengiriman 35.000 pasukan ke Afghanistan untuk membalik momentum Taliban dan memperkuat pemerintahan Kabul.
Pasukan tambahan itu, diharapkan dalam enam bulan, akan dikirimkan ke selatan Afghanistan, pusat Taliban.
Profesor Fatimi mengatakan infiltrasi lintas perbatasan akan meningkatkan tekanan terhadap Pakistan.
"Itu akan memberikan tantangan lain bagi pasukan Pakistan, yang tengah sibuk terlibat dalam operasi melawan Taliban."
Militer Pakistan kini sedang memerangi Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP), sebuah payung kelompok lokal Taliban yang berbeda, di selatan Waziristan.
"Jika pasukan AS gagal mencapai hasil yang diinginkan, kecuali mendorong Taliban ke Pakistan, maka pemerintahan Obama akan meningkatkan tekanan pada Pakistan untuk beraksi melawan Taliban," ujar profesor Fatimi.
Obama menekankan peran penting Pakistan dalam strategi Afghanistannya yang baru.
"Kami berada di Afghanistan untuk mencegah penyebaran kanker ke seluruh negeri. Namun, kanker yang sama ini juga telah memasuki wilayah perbatasan Pakistan," ujarnya.
"Kami akan memperkuat kapasitas Pakistan untuk mentarget kelompok-kelompok yang mengancam negara kita, dan kami juga telah menjelaskan bahwa kami tidak dapat mentoleransi adanya tempat persembunyian bagi kelompok yang lokasinya telah diketahui dan niatnya masih belum jelas."
Rahimullah Yusufzai, pakar urusan Afghanistan, tidak memprediksi akan masuknya pejuang Taliban ke Pakistan.
"Saya rasa ini adalah kesalahpahaman bahwa Taliban Afghan akan menyebar ke Pakistan jika operasi militer dilakukan terhadap mereka," ujarnya.
"Pasukan ini kemungkinan akan dikirim ke provinsi Hilmand, Kandahar, Uruzgan, Zabul dan Nimroz, yang merupakan basis Taliban."
"Berbagai operasi besar telah dilakukan di area-area itu, namun Taliban tidak menyebar hingga ke wilayah Pakistan. Mereka memiliki sejumlah lokasi persembunyian di negaranya sendiri."
Yusufzai mengatakan bahwa strategi Taliban di masa operasi besar-besaran ini adalah untuk menyebar, bersembunyi, dan menunggu waktu yang tepat untuk menyerang.
"Karena itu, menurut saya, hanya akan ada sedikit Taliban yang masuk ke Pakistan menyusul pengiriman pasukan tambahan ke wilayah-wilayah kekuasaan Taliban."
Profesor Fatimi melihat adanya sejumlah keuntungan dalam pengiriman pasukan tambahan itu ke Afghanistan.
"Jika pasukan tambahan ini berhasil melemahkan Taliban maka itu akna menjadi berita bagus bagi kita karena Taliban Afghan dan Pakistan memiliki jaringan," ujarnya.
"Itu akan membantu pasukan Pakistan."
Ia juga menambahkan bahwa Presiden Obama telah memahami kebutuhan finansial warga Pakistan yang mengalami banyak kehilangan secara ekonomi.
"Amerika memberikan sumber-sumber penting untuk membantu demokrasi dan pembangunan Pakistan," Obama menyampaikan dalam pidatonya.
"Kita adalah pendukung internasional terbesar bagi rakyat Palestina yang telantar akibat konflik." Dan berjalan ke depan, rakyat Pakistan juga harus tahu bahwa Amerika akan tetap menjadi penopang kuat keamanan dan kesejahteraan Pakistan lama setelah tidak adanya baku tembak senjata, sehingga potensi hebat orang-orangnya dapat dikeluarkan sekarang.
Pemerintahan Obama baru-baru ini mengajukan sebuah RUU ke Kongres untuk memberikan bantuan pada Pakistan.
Di sisi lain, Islamabad bereaksi dengan hati-hati terhadap strategi baru Obama.
"Jelas akan adanya kebutuhan tentang kejelasan dan koordinasi di semua aspek implementasi strategi," ujar Abdul Basit, juru bicara Departemen Luar Negeri. (rin/io) www.suaramedia.com
0 komentar:
Posting Komentar