ISLAMABAD (Berita SuaraMedia) - Kelompok-kelompok milisi pendukung gerakan Taliban dan Al Qaeda dilaporkan telah dipersenjatai dengan berbagai perlengkapan militer buatan AS, masih ditambah lagi dengan persenjataan lain yang dibuat oleh negara-negara sekutu dekat AS, termasuk Israel, Jerman dan India.
Para milisi pro Taliban yang berada di wilayah Pakistan dipersenjatai dengan perangkat militer yang dirakit secara khusus, mahal dan profesional oleh pembuat senjata ternama Jerman, Blazer. Demikian dilaporkan oleh Deutsche Welle pada hari Rabu.
Senapan-senapan serbu tersebut diperkirakan berharga $2.960 (2.000 euro) per pucuknya. Senapan tersebut juga dilengkapi dengan aksesoris kelas berat dan daya tahan tingkat tinggi. Senjata-senjata tersebut amat cocok dipergunakan untuk operasi militer di wilayah-wilayah pegunungan, seperti di kawasan suku Pakistan, Waziristan Selatan, wilayah yang berbatasan langsung dengan Afghanistan.
Kelompok pejuang yang bermarkas di wilayah barat laut Pakistan tersebut memang telah sejak lama menjadi batu sandungan yang mengganjal bagi militer Pakistan. Islamabad saat ini tengah melancarkan operasi militer skala besar untuk menghalau kelompok-kelompok tersebut.
Para prajurit Pakistan dilaporkan menyerbu dua markas besar Taliban di Waziristan Selatan pada hari Sabtu lalu. Jet-jet tempur pemerintah menyerbu dan membombardir tempat persembunyian kelompok tersebut. Perdana Menteri Pakistan mengatakan bahwa pemerintah tidak memiliki pilihan lain kecuali menghadapi kelompok-kelompok milisi.
"Kami tengah berada dalam keadaan perang," kata Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani dalam sebuah konferensi pers di kota Peshawar, dimana beberapa hari yang lalu terjadi ledakan bom mobil yang menewaskan lebih dari 120 orang.
"Para pemimpin sipil, militer dan politik kami berada pada posisi yang sama, yakni melawan para pejuang. Kami tidak memiliki pilihan lain karena tujuan mereka adalah untuk "mengambil alih" negara."
Pakistan, yang bertahun-tahun lalu membantu proses kebangkitan Taliban di Afghanistan, kini tengah bertempur sengit dengan kelompok tersebut. Dua minggu yang lalu, pemerintah meluncurkan serangan di daerah suku Waziristan Selatan, wilayah yang banyak dipandang sebagai basis utama kelompok pejuang tersebut di Pakistan. Serangan tersebut telah memicu lahirnya serangan balasan di seluruh Pakistan.
Pada hari Sabtu, tujuh orang tentara yang tengah berkendara di wilayah suku Khyber terbunuh oleh sebuah ledakan bom pinggir jalan, kata seorang pejabat setempat, Ghulam Farooq Khan. Wilayah tersebut terkenal dengan Khyber Pass, rute utama pengapalan pasokan untuk pasukan AS dan NATO di medan tempur Afghanistan.
Serangan tersebut terjadi kala jet-jet tempur Pakistan membombardir tiga lokasi persembunyian pemimpin Taliban Pakistan, Hakimullah Mehsud, di wilayah suku Orkazai.
Namun keakurasian laporan tersebut masih belum dapat dikonfirmasikan. Pihak berwenang telah secara membarikade wilayah suku, wilayah-wilayah semi otonomi dimana pemerintah pusat tidak memiliki kekuasaan penuh, secara efektif.
Pakistan tampaknya benar-benar ingin membuktikan bahwa pihaknya tengah bergerak secara agresif untuk melawan kelompok-kelompok pejuang, pasca kunjungan singkat selama tiga hari oleh Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton di Pakistan.
Deutsche Welle menyebutkan bahwa persenjataan jenis lainnya yang berada di tangan kelompok-kelompok tersebut, diantaranya adalah pistol Jerman Wahlter P1, Senjata otomatis buatan pabrikan Jerman lainnya, Heckler & Koch (H&K), pistol-pistol buatan pabrikan senjata asal Austria, Glock, Senapan mesin M249, serta senjata mesin Uzi buatan Israel. Beberapa diantara senjata tersebut berharga $ 2072 (1.400 euro).
Laporan tersebut menambahkan informasi sebelumnya yang menyebutkan bahwa kelompok-kelompok tersebut berlatih dengan senapan serbu G3 buatan Jerman. Versi terbaru dari senapan tersebut banyak dipuji karena tingkat ketahanan dan ketepatannya.
Banyak pertanyaan yang menyeruak mengenai bagaimana cara kelompok-kelompok tersebut memperoleh senjata-senjata itu.
Heckler & Koch (H&K) tercatat sebagai salah satu dari lima perusahaan teratas pembuat senjata. H&K juga merupakan rekan dagang tetap bagi militer Jerman. Tahun lalu, perusahaan tersebut, yang volume ekspornya tidak disebutkan secara terperinci, telah menuai persenjataan bernilai total $267 juta (181 juta euro).
Perusahaan tersebut juga memproduksi senjata untuk Inggris, Norwegia, dan Yunani. Saat ini, perusahaan tersebut tengah berkonsentrasi untuk membuat persenjataan bagi militer Perancis. Perusahaan tersebut telah mampu melalui krisis ekonomi global, dan hebatnya, perusahaan tersebut nyaris tidak merasakan dampak krisis.
Setiap 14 menit, dilaporkan bahwa setidaknya ada satu orang di dunia ini yang kehilangan nyawanya karena senjata buatan H&K. (dn/pv/se) www.suaramedia.com
0 komentar:
Posting Komentar